PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) berdiri pada tanggal 17 Juni 2008, berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan mayoritas saham dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (struktur kepemilikan: Pemprov DKI Jakarta 99.98%, PD Pasar Jaya 0.02%). PT MRT Jakarta memiliki ruang lingkup kegiatan di antaranya untuk pengusahaan dan pembangunan prasarana dan sarana MRT, pengoperasian dan perawatan (operation and maintenance/O&M) prasarana dan sarana MRT, serta pengembangan dan pengelolaan properti/bisnis di stasiun dan kawasan sekitarnya, serta Depo dan kawasan sekitarnya.
Rencana pembangunan MRT di Jakarta sesungguhnya sudah dirintis sejak tahun 1985. Namun, saat itu proyek MRT belum dinyatakan sebagai proyek nasional. Pada tahun 2005, Presiden Republik Indonesia menegaskan bahwa proyek MRT Jakarta merupakan proyek nasional. Berangkat dari kejelasan tersebut, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai bergerak dan saling berbagi tanggung jawab. Pencarian dana disambut oleh Pemerintah Jepang yang bersedia memberikan pinjaman.
Rencana pembangunan MRT di Jakarta sesungguhnya sudah dirintis sejak tahun 1985. Namun, saat itu proyek MRT belum dinyatakan sebagai proyek nasional. Pada tahun 2005, Presiden Republik Indonesia menegaskan bahwa proyek MRT Jakarta merupakan proyek nasional. Berangkat dari kejelasan tersebut, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai bergerak dan saling berbagi tanggung jawab. Pencarian dana disambut oleh Pemerintah Jepang yang bersedia memberikan pinjaman.
Proyek MRT Jakarta dimulai dengan pembangunan jalur MRT Fase I sepanjang ± 16 kilometer dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia yang memiliki 13 stasiun berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir dampak pembangunan fisik Fase I, selain menggandeng konsultan manajemen lalu lintas, PT MRT Jakarta juga memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Pengoperasian Fase I akan dimulai pada tahun 2019.
Pada fase awal ini, MRT Jakarta akan memiliki 16 "train set" (rangkaian kereta). Tiap 1 rangkaian terdiri dari 6 kereta. Kereta akan dioperasikan dengan menggunakan sistem operasi otomatis level dua (GoA 2) dan sistem persinyalan Communication-based Train Control (CBTC) yang dikendalikan dari Operation Control Center (OCC).
Pada fase awal ini, MRT Jakarta akan memiliki 16 "train set" (rangkaian kereta). Tiap 1 rangkaian terdiri dari 6 kereta. Kereta akan dioperasikan dengan menggunakan sistem operasi otomatis level dua (GoA 2) dan sistem persinyalan Communication-based Train Control (CBTC) yang dikendalikan dari Operation Control Center (OCC).
sumber foto : @mrtjkt
Pada 18 Februari 2018 lalu, penulis mendapat informasi langsung dari akun instagram Direktur Utama MRT Jakarta yaitu bapak William Sabandar , bahwa sedang dilakukan uji coba terakhir rangkaian MRT Jakarta untuk memastikan komponen-komponen dari kereta MRT Jakarta bekerja dengan baik sesuai dengan spesifikasi teknik yang dipersyaratkan.
Pada 24 Februari 2018, malam hari, telah dilakukan pengiriman rangkaian MRT Jakarta secara bertahap menggunakan truk dari Pabrik Toyokawa Plant menuju Pelabuhan di Kota Toyohashi. Selanjutnya, kereta akan diberangkatkan dengan menggunakan kapal laut pada 7 Maret 2018.
Pengiriman tersebut ternyata berhasil didokumentasikan dari pinggir jalan oleh salah satu penggemar kereta api (railfan) di Jepang dan di unggah ke akun twitter miliknya, @kawanezi190. Terlihat dalam foto tersebut, kereta MRT Jakarta sedang berada di atas truk, tanpa ditutup menggunakan apapun.
Memang sebenarnya sudah hal yang biasa, sejak dahulu, setiap ada pengiriman kereta dari pabrik atau dipo menuju pelabuhan, dilakukan menggunakan truk dan dibiarkan terbuka. Setelah diberangkatkan menggunakan kapal pada 7 Maret 2018 nanti, dengan waktu tempuh kurang lebih 3 minggu, rencananya rangkaian akan tiba di Jakarta pada 26 Maret 2018 mendatang.
Mari kita do'akan semoga tak ada halangan berarti dan pengiriman rangkaiannya tiba tepat waktu dan tanpa kekurangan suatu apapun.
Pengiriman tersebut ternyata berhasil didokumentasikan dari pinggir jalan oleh salah satu penggemar kereta api (railfan) di Jepang dan di unggah ke akun twitter miliknya, @kawanezi190. Terlihat dalam foto tersebut, kereta MRT Jakarta sedang berada di atas truk, tanpa ditutup menggunakan apapun.
Memang sebenarnya sudah hal yang biasa, sejak dahulu, setiap ada pengiriman kereta dari pabrik atau dipo menuju pelabuhan, dilakukan menggunakan truk dan dibiarkan terbuka. Setelah diberangkatkan menggunakan kapal pada 7 Maret 2018 nanti, dengan waktu tempuh kurang lebih 3 minggu, rencananya rangkaian akan tiba di Jakarta pada 26 Maret 2018 mendatang.
Mari kita do'akan semoga tak ada halangan berarti dan pengiriman rangkaiannya tiba tepat waktu dan tanpa kekurangan suatu apapun.